Site icon

Final UEFA Champions League 2025: Paris Saint-Germain Cetak Sejarah Besar

Pada tanggal 31 Mei 2025, Paris Saint-Germain (PSG) mencapai prestasi besar. Klub asal Prancis ini meraih gelar Champions League pertamanya. Final digelar di Allianz Arena, Munich, melawan Inter Milan. PSG menang telak dengan skor 5–0, margin terbesar dalam sejarah final kompetisi ini. Kemenangan tersebut mengukuhkan PSG sebagai kekuatan utama di sepakbola Eropa.

Kemenangan Bersejarah untuk PSG

PSG menjadi klub Prancis kedua yang menjuarai Champions League, setelah Marseille pada 1993. Ini juga menjadi final pertama sejak 2004 tanpa kehadiran tim Inggris, Spanyol, atau Jerman. Kemenangan ini membuktikan ambisi PSG yang selama ini konsisten membangun skuad juara.

Rekor Margin Kemenangan Terbesar

Skor 5–0 memecahkan rekor margin kemenangan terbesar di final Champions League. Tidak ada tim lain yang pernah menang dengan selisih lima gol dalam final. Prestasi ini memberi PSG gelar bergengsi sekaligus membuat sejarah kompetisi Eropa.


Jalannya Pertandingan: Dominasi PSG dari Awal hingga Akhir

Pada babak pertama, PSG langsung tampil agresif. Gol pembuka tercipta di menit ke-12 lewat Achraf Hakimi. Pemain sayap itu memanfaatkan umpan akurat dari Vitinha. Delapan menit kemudian, Désiré Doué menggandakan keunggulan dengan tendangan yang mengenai pemain lawan.

Gol-Gol Kunci di Babak Kedua

Memasuki babak kedua, Doué kembali mencetak gol pada menit ke-63. Ini memperkuat dominasi PSG atas Inter Milan. Khvicha Kvaratskhelia menambah gol keempat pada menit ke-73. Terakhir, Senny Mayulu sebagai pemain pengganti mencetak gol kelima di menit ke-86.

Statistik Pertandingan

PSG melakukan 23 tembakan dengan delapan tepat sasaran. Inter Milan hanya mencatat dua tembakan on target. Penguasaan bola PSG sekitar 59 persen, sementara Inter hanya 41 persen. Tidak ada kartu merah selama pertandingan berlangsung.


Bintang Final: Désiré Doué dan Talenta Muda PSG

Désiré Doué menjadi sorotan utama final ini. Pemain muda berusia 19 tahun tersebut mencetak dua gol dan memberikan satu assist. Ia menjadi pemain termuda yang mencatat tiga kontribusi gol di final. Doué pun dinobatkan sebagai “Player of the Match.”

Talenta Muda Lain yang Bersinar

Selain Doué, Khvicha Kvaratskhelia juga mencuri perhatian. Gelandang sayap asal Georgia ini mencetak gol di final untuk pertama kalinya dalam sejarah. Senny Mayulu, yang baru berusia 18 tahun, juga membuat dampak signifikan dengan gol terakhir pertandingan.


Reaksi dan Dampak Kemenangan PSG

Pelatih PSG, Luis Enrique, mengapresiasi dukungan suporter. Ia menyebut fans sebagai “pemain ke-12” yang memberi energi besar bagi tim. Momen emosional muncul saat Enrique mengenakan kaus dengan gambar putrinya yang meninggal. Hal ini menyentuh hati banyak pihak.

Treble Bersejarah untuk PSG

Dengan kemenangan ini, PSG menyelesaikan musim dengan treble: Ligue 1, Coupe de France, dan Champions League. Prestasi ini menempatkan PSG sejajar dengan klub elite Eropa. Prancis pun bangga memiliki juara baru di kompetisi terbesar benua.


Dampak Global dan Warna di Sepakbola Eropa

Kemenangan PSG merupakan puncak dari 14 tahun investasi besar oleh pemilik Qatar. Klub berhasil menggabungkan megabintang dan talenta muda dalam skuadnya. Ini adalah bukti keberhasilan strategi jangka panjang mereka.

Kontroversi dan Kritik

Meski sukses, PSG mendapat kritik terkait pengeluaran besar. Tuduhan “sportswashing” muncul, yaitu menggunakan sepakbola untuk meningkatkan citra politik. Namun, pencapaian di lapangan tetap diakui sebagai prestasi besar.

Perayaan dan Kerusuhan

Perayaan kemenangan PSG di Paris sempat ricuh. Dua orang tewas, lebih dari 190 luka, dan ratusan orang ditahan akibat kerusuhan. Pihak berwenang mengimbau penggemar untuk merayakan secara tertib di masa depan.


Kesimpulan dan Pandangan Masa Depan

Final UEFA Champions League 2025 menjadi tonggak penting sepakbola Eropa. Paris Saint-Germain mengukir sejarah sebagai juara pertama mereka dengan margin terbesar. Talenta muda seperti Désiré Doué jadi simbol era baru klub. Luis Enrique berhasil memadukan emosi dan strategi dalam kepelatihan.

Exit mobile version