Artikel & Berita Bola Ter-Update Di Jagat Raya

5 Alasan Aneh yang Digunakan Mikel Arteta Sebagai Pelatih

Mikel Arteta telah menjadi sorotan sejak pertama kali mengambil alih kursi pelatih Arsenal pada 2019. Banyak penggemar dan pundit yang mengamati kebijakannya, baik yang berhasil maupun yang dianggap aneh. Meski telah meraih beberapa trofi, Arteta tak lepas dari keputusan-keputusan yang kontroversial. Berikut adalah 5 alasan aneh yang pernah digunakan Arteta sebagai pelatih Arsenal, yang menimbulkan banyak pertanyaan.

Keputusan Meninggalkan Mesut Özil

Pada musim 2020-2021, Arteta membuat keputusan yang mengejutkan dengan tidak memasukkan Mesut Özil dalam skuad Premier League maupun Liga Europa. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena Özil adalah salah satu pemain dengan kualitas teknis terbaik yang dimiliki Arsenal.

Masalah Taktik dan Keseimbangan Tim

Arteta beralasan bahwa absennya Özil terkait dengan keseimbangan tim dan taktik yang diterapkan. Mesut Özil dikenal dengan kreativitasnya di lapangan, namun kontribusinya dirasa kurang sesuai dengan gaya bermain yang diinginkan Arteta. Meski begitu, banyak yang merasa keputusan ini lebih bersifat personal, terkait masalah hubungan dengan sang pemain.

Mengabaikan Potensi Kreativitas

Banyak yang berpendapat bahwa Arsenal kehilangan seorang playmaker ulung dengan mencoret Özil dari skuad. Beberapa kali, Arteta terlihat kesulitan menciptakan peluang dari lini tengah, yang seharusnya bisa diisi oleh kreativitas Özil. Meski begitu, Arteta tetap pada pendiriannya untuk tidak memanfaatkan mantan bintang Real Madrid ini dalam strategi tim.

Mendatangkan Willian dengan Kontrak 3 Tahun

Salah satu keputusan yang cukup kontroversial adalah mendatangkan Willian pada 2020. Pemain sayap asal Brasil ini bergabung dengan Arsenal dengan kontrak tiga tahun, meskipun sudah berusia 32 tahun.

Mengapa Memberikan Kontrak Panjang?

Keputusan memberikan kontrak panjang kepada pemain yang sudah berumur dianggap aneh oleh banyak pihak. Mikel Arteta memang memiliki pengalaman di Premier League bersama Chelsea, namun usia yang semakin menua dan penurunan performa menjadi pertanyaan besar. Meski beberapa kali memberikan assist dan mencetak gol, penampilannya tidak konsisten, dan akhirnya ia pindah ke Brasil hanya setelah satu musim.

Kontrak Besar dengan Performa Tidak Menentu

Willian datang dengan harapan bisa memberikan dampak positif di sayap Arsenal. Namun, performa yang menurun drastis membuat banyak orang merasa bahwa investasi tersebut tidak membuahkan hasil sesuai harapan. Arsenal seharusnya bisa mencari pemain muda berbakat dengan potensi jangka panjang, bukan pemain yang sudah berada di penghujung kariernya.

Memainkan Granit Xhaka di Posisi Bek Kiri

Keputusan Mikel Arteta untuk memainkan Granit Xhaka sebagai bek kiri dalam beberapa pertandingan tentu mengejutkan banyak penggemar. Xhaka dikenal sebagai gelandang bertahan, bukan seorang bek. Namun, Arteta beberapa kali memposisikan Xhaka di bek kiri, yang memicu banyak pertanyaan.

Keterbatasan Xhaka di Posisi Bek

Xhaka memang memiliki kemampuan passing yang luar biasa dan bisa membantu serangan, namun dia tidak memiliki kecepatan atau kemampuan bertahan yang diperlukan untuk bermain di posisi bek kiri. Keputusan ini sering kali membuat Arsenal rentan, terutama menghadapi lawan yang cepat. Penggemar dan analis sepak bola merasa bahwa Arteta seharusnya mencari solusi lain, bukan memaksakan Xhaka bermain di posisi yang tidak cocok.

Risiko yang Tidak Perlu

Keputusan memainkan Xhaka sebagai bek kiri menambah tekanan kepada lini belakang Arsenal, yang sudah cukup rapuh. Meskipun Arteta ingin menambah fleksibilitas dalam formasi tim, risikonya terlalu besar mengingat kurangnya pengalaman Xhaka di posisi tersebut.

Menjual Alex Iwobi Tanpa Pengganti yang Tepat

Pada 2019, Arteta membuat keputusan yang mengejutkan dengan menjual Alex Iwobi ke Everton. Iwobi, yang saat itu dianggap sebagai talenta muda Arsenal, dijual dengan harga yang cukup tinggi. Namun, keputusan untuk menjualnya tanpa menggantinya dengan pemain yang setara menjadi bahan perdebatan.

Kehilangan Talenta Muda

Iwobi memiliki kecepatan dan kemampuan teknis yang baik, meskipun performanya terkadang tidak konsisten. Banyak yang merasa bahwa Iwobi masih memiliki potensi besar untuk berkembang lebih jauh di bawah bimbingan Arteta. Dengan menjualnya dan tidak segera menggantinya dengan pemain yang memiliki kualitas serupa, Arsenal kehilangan opsi penting di lini serang mereka.

Ketidakpastian di Posisi Sayap

Setelah kepergian Iwobi, Arteta terlihat kesulitan menemukan pemain yang dapat mengisi kekosongan tersebut. Pemain-pemain lain yang ada, seperti Nicolas Pépé, belum menunjukkan performa konsisten, sementara Bukayo Saka masih muda dan belum sepenuhnya stabil. Keputusan ini menunjukkan ketidakpastian dalam pengelolaan skuad di lini depan.

Rotasi Pemain yang Tidak Menentu

Arteta sering kali membuat keputusan yang sulit dipahami dalam rotasi pemain. Pemain-pemain seperti Bukayo Saka dan Emile Smith Rowe, yang tampil impresif, terkadang diistirahatkan tanpa alasan yang jelas. Sementara itu, pemain yang kurang memberikan kontribusi tetap diberi kesempatan bermain.

Ketidakjelasan dalam Pemilihan Pemain

Rotasi pemain yang tidak konsisten menambah ketidakpastian dalam skuad. Kadang, pemain terbaik diistirahatkan, sementara yang tampil buruk tetap diberikan kesempatan. Hal ini menyebabkan kebingungan di kalangan penggemar dan pemain, karena mereka tidak tahu siapa yang akan bermain di pertandingan berikutnya.

Dampak pada Konsistensi Tim

Kebijakan rotasi yang tidak menentu ini berpengaruh pada performa tim secara keseluruhan. Arsenal sering kesulitan mencapai konsistensi dalam hasil pertandingan, yang merupakan kunci untuk mencapai posisi yang lebih baik di Premier League. Arteta seharusnya lebih tegas dalam memutuskan siapa yang harus bermain berdasarkan performa mereka, bukan hanya berdasarkan rotasi.

Keputusan-keputusan aneh yang diambil oleh Mikel Arteta sebagai pelatih Arsenal menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan penggemar dan pengamat sepak bola. Meski telah meraih beberapa trofi, termasuk FA Cup, keputusan-keputusan tersebut tetap menjadi bagian dari perjalanan Arteta yang penuh lika-liku. Dari keputusan untuk meninggalkan Özil hingga rotasi pemain yang tidak menentu, Arteta harus terus belajar dan mengadaptasi taktiknya untuk membawa Arsenal ke level yang lebih tinggi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *